Sejak tinggal di jalan Anggur Kab. Berau, rumah kakak sekitar 2018 saya berkenalan dengan mba Iin sebagai client saya. Beliau tinggal selangkah saja Dari dekat rumah aku tinggal. Dari sekedar client hingga lama lama akrab sebagai teman bahkan seperti saudara di akhir saya tinggal di Berau tahun 2021. Ternyata beliau berasal dari Pulau Maratua.
Kami sering berbagi cerita apa saja, termasuk tentang kampung halamannya. Dia punya neat membawaku ke sana karena Dia tau aku ingin ke sana.
Tahun 2020 saat pandemic merebak dan saya harus tinggal selama 9 bulan di Berau. Karena situasi perjalanan dengan aturan yang tak menentu. Itu terlama semenjak 7 tahun berkelana, biasanya hanya 2 bulan saja udah balik jakarta sebentar dan balik berau lagi, atau pergi ke tempat lain. Hidup saya seperti gangsing hehehe.
27 Agustus Petisi K1 visa saya di approved USCIS. Saya pikir dalam 2-3 minggu akan dapar arahan selanjutnya. Oleh karena itu saya berencana balik jakarta sekitar tanggal 6 september cuma mang belom beli tiket sih.
Mba in rencana mengajak saya ke Maratua tanggal 9 September, cuma karena tau saya mau balik segera ke Jakarta diapun mendadak mengajak saya ke Maratua tanggal 4 september 2021. Jujur saya terharu. Dengan secepat kilat aku beberes semua keperluan keberangkatan ke Pulau Maratua. Kami akan naik speed boat dari pelabuhan wisata Sanggam Berau yang di kendarai om nya dengan destinasi terakhirnya kampung payung payung, kampungnya mba in.
Speed ke payung payung tidak berangkat setiap hari, tapi Kalau yang tujuannya teluk harapan, setiap hari Ada saja keberangkatan. Harga tiket dari Tanjung Redep ke Maratua saat itu 200.000. Biasanya berangkat dari Tanjung Redep pagi hari. Jadi bagi yang mau wisata ke Pulau Maratua Ada baiknya Satu hari sebelumnya cek jadwalnya.
Kami janjian berjumpa langsung di Pelabuhan wisata Sanggam yang lokasinya gak jauh Dari jembatan Sambaliyung atau Pasar lama Berau sekitar pukul 9 pagi. 7 tahun tinggal di berau, baru kali ini mencoba speed ke Maratua yang menempuh perjalanan kurang lebih 3 Jam. Sebelum Ada speed penduduk Maratua jika mau ke tanjung mengandalkan kapal kayu penduduk setempat untuk segala keperluan ke kota. Hari itu penumpang longgar jarak duduknya. Ombak tidak besar jadi nyamanlah perjalanan hingga tiba di Maratua.
https://youtu.be/Dt9c6-LZftA
https://youtu.be/Y5AiZHAtN3g
Kedatanngan kami di sambut ibu yang saya panggil acid dan kakak mba in di sana. Rumah beliau tepat di tepi Pantai. Jadi Kalo mau berenang langsung lompat saja 😊. Suasana kampung sangat tenang dan nyaman. Saat itu listrik hanya tersedia dari Jam 6 sore sampai dengan 12 malam. Rasanya gak mau pulang ke Jakarta. Tenang dan nyaman sekali tiap hari memandang birunya lautan. Ah Kapan lagi yah bisa ke sana menjumpai mereka sekeluarga???.
Selama di sana Ada beberapa tempat yang mba in Bawa untuk saya lihat.
Pertama, Teluk Harapan. Ini lokasi Utama pariwisata pulau Maratua. Pantai Pasar putihnya sungguh Indah.
Kedua, Danau Haji Buang. Haji buang masih berkerabat dengan orang tua mba in. Danaunya Ada ubut ubur yang tidak beracun juga. Suasanya sepi dan alami.
Ketiga, Kafe victorious teluk Alu alu. Makanannya ok 👍 . Pemandangannya juga ok.
Kempat, Pelabuhan Lawang Lawang, Tempat kapal barang bongkar muat.
Kelima, Pelabuhan Penumpang Maratua
Saat itu belom resmi di operasikan. Pemda mempunyai rencana kedepan untuk kapal penumpang besar berlabuh di pulau ini. Ada juga Lapangan terbang yang sudah di bangun dan di operasikan dengan jadwal penerbangan tertentu.
4 hari yang tidak bisa saya lupakan dari memori saya di trip kali itu yakni keluarga Mba in dan segala keindaahan Maratua. Saya berharap pariwisata di sana terus di kembangkan. Pulang saya di beri kenang kenang oleh Acil, selendang Pantai dengan gambar penyu yang jadi teman perjalanan saya traveling selanjutnya.
I love you all
I Love Maratua
I Love the blue of Indonesia
Catatan
Tulisan ini saya dedikasikan untuk mba in sekeluarga ❤😘
No comments:
Post a Comment